Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat ikut membawa perubahan besar bagi perkembangan media baca saat ini. Media baca yang dulunya hanya kertas, kini sudah dapat diakses melalui perangkat komputer, laptop, tablet, bahkan smartphone sudah dibekali teknologi berupa aplikasi yang bisa membaca e-book/e-book reader. Penggunanya pun tak sedikit, mulai dari pekerja bisnis, mahasiswa, hingga siswa Sekolah Dasar pun juga ikut merasakan teknologi yang satu ini.
Budaya instan yang mewabah secara global menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pengguna teknologi buku digital ini meningkat dengan pesat. Alasannya cukup simple, tak ingin membawa banyak buku yang berat dan memakai banyak ruang. Bisa kita bayangkan bagaimana repotnya jika membawa buku yang banyak saat pergi kuliah. Sangat repot bukan? Semua itu bukan lagi masalah dengan adanya e-book. Kini, dengan adanya e-book, puluhan, ratusan, hingga ribuan buku bisa ditampung dalam satu gadget.
Lalu, bagaimanakah dampak perkembangan buku digital ini terhadap industri buku konvensional? Mungkin saat ini efek dari buku digital tersebut terhadap industri buku konvensional masih belum signifikan. Tapi coba bayangkan 10 tahun ke depan. Seiring dengan mengglobalnya penggunaan teknologi informasi, pengguna buku digital ini juga akan ikut "meledak".
Dengan hanya bermodalkan jaringan internet, anda bisa mengunduh berbagai e-book dengan cuma-cuma. Ditambah lagi dengan tukang fotocopy yang kini mulai berinovasi dengan menawarkan jasa pembuatan e-book berformat pdf dengan harga yang cukup murah. Minggu lalu saya melihat sebuah brosur yang menawarkan jasa serupa. Tawarannya pun tak tanggung-tanggung. Dengan biaya yang hampir sama dengan biaya fotocopy biasa, kita bisa mendapatkan sebuah e-book yang tulisannya dapat dicopy paste.
Lalu bagaimanakah perkembangan industri buku konvensional kedepannya? Mungkin hanya waktu yang akan menjawabnya...
0 komentar:
Posting Komentar