Minggu, 29 September 2013

Pro dan Kontra Tukang Urut


Gimana sih pandangan medis terhadap tukang urut? Akhir-akhir ini pertanyaan tersebut sering terlintas di benak saya. Ya, hal itu disebabkan oleh karena kondisi saya yang saat ini mengalami patah/retak pada tulang bagian pinggul ditambah pembengkakan pada daerah bagian betis atau lebih tepatnya di depan tulang kering. Yah, ini semua berawal dari kecelakaan motor yang saya alami beberapa hari lalu.

Saat tiba di ruang UGD rumah sakit, saya sempat dibawa ke ruang Rontgen (sesuai keluhan saya yang mengeluhkan nyeri di daerah pinggul bagian kanan). Dan hasilnya pun mengindikasikan bahwa tulang di daerah pinggul saya retak. Dan saya pun dianjurkan untuk ditangani oleh dokter bedah yang praktek di rumah sakit tersebut (meskipun kata dokter jaganya saya tidak perlu dibedah)

Setelah 2 hari diopname di rumah sakit tersebut, saya menanyakan kondisi saya pada dokter. Kira-kira percakapan saya seperti ini...
Dokter: Kamu harus istirahat yah. Gak boleh duduk. Cuma boleh tidur atau berdiri.
Saya   : Udah boleh belajar jalan gak dok?
Dokter: Yah gak boleh lah. 
Saya   : Boleh diurut gak dok?
Dokter: Yah gak boleh dong. Udah hancur mau disentuh-sentuh lagi. Itu kan tulang. Bukan urat atau apa...

Tukang urut merupakan pilihan yang cukup menjanjikan yang menjadi alternatif bagi segelintiran masyarakat yang mempunyai keinginan untuk sembuh dari beberapa gangguan seperti tangan terkilir, keseleo, salah urat dan sebagainya. Beberapa testimoni pun sudah sering saya dengar soal kesuksesan beberapa tukang urut yang berhasil menyembuhkan gangguan yang dialami pasiennya, meskipun beberapa minoritas diantaranya merupakan kabar buruk berupa kondisi yang bertambah parah seperti kaki yang malah tambah bengkak setelah diurut. Keadaan tersebut sering diistilahkan masyarakat dengan sebutan "salah urut".

Beberapa cerita yang saya dengar agak meyakinkan saya soal keberhasilan tukang urut dalam menyembuhkan kondisi yang sudah parah bahkan kondisi patah tulang yang dalam dunia medis seringkali membutuhkan waktu berbulan-bulan dengan menggunakan bantuan media penyangga berupa gips. Terlintas juga di pikiran saya, "Yah, kan kehebatan tiap tukang urut beda-beda. Tergantung sejauh mana pengetahuan dan pengalaman mereka masing-masing". Tiap-tiap tukang urut juga memiliki reputasinya sendiri, tergantung jumlah pasien yang berhasil mereka tangani dan seberapa parah kondisi pasiennya tersebut.

Beberapa hari yang lalu saya sempat search di google soal pandangan dunia medis terhadap pengurutan ini dikarenakan latar pendidikan saya juga bukan dari dunia kedokteran. Setelah beberapa menit membaca beberapa postingan, saya akhirnya menemukan fakta bahwa kondisi seperti keseleo itu bahkan dapat sembuh dengan sendirinya. Pada kondisi fraktur/patah, campur tangan tukang urut malah dapat memperparah keadaan disebabkan saat mengurut ia bisa menggeser posisi tulang sehingga tulang tidak dapat menyambung dengan benar.

Tukang urut juga lebih "mendapat tempat" di dalam masyarakat tak hanya dikarenakan popularitas dan reputasinya, tetapi karena biaya yang dibutuhkan cenderung lebih hemat. Proses penyembuhannya juga terkadang lebih cepat jika dibandingkan yang ditangani secara medis.

Menurut pandangan saya, pro dan kontra tentang urut-mengurut dalam masyarakat cenderung disebabkan taraf kesehatan kita yang lebih rendah dibandingkan negara-negara maju sehingga mempengaruhi tingkat kesadaran kita terhadap pentingnya kesehatan. Selain itu kurangnya pengetahuan kita tentang dunia medis juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kita lebih cenderung lebih memilih ke tukang urut. Bahkan beberapa masyarakat yang tergolong mampu masih mempercayakan kesehatannya ke tukang urut.

Beberapa pandangan juga menganggap bahwa mengurut sah-sah saja asalkan tidak langsung pada daerah yang mengalami gangguan. Sebaiknya mengurut dilakukan pada daerah sekitarnya sehingga aliran darah menjadi lebih lancar dan tentunya dapat mempercepat proses penyembuhan. Terlepas dari semua itu, pilihan kita tergantung dari diri kita masing-masing, tentunya faktor ekonomi dan lingkungan juga ikut menentukan pilihan kita. 

Sekian postingan saya kali ini, jika ada kritik, saran, ataupun tanggapan silahkan dicomment. Terima kasih.